Jumat, 19 Juni 2020

Kapan Pertama Kali Pakai Celana Dalam?




Ini pertanyaan untuk lelaki Generasi Jones (kelahiran 1955-1965) serta Generasi X (kelahiran 1966-1976). (Generasi Baby Boomers, kelahiran 1946-1954, bisa ikut-ikutan). Sejumlah besar dari generasi ini tentu masih hidup sehat sampai ini hari. Jika ada yang sakit-sakitan, itu tentu sebab pola hidup serta skema makan yang jor-joran sewaktu muda.

Semakin detil lagi, pertanyaan ini diperuntukkan untuk lelaki Generasi Jones serta X yang lahir serta habiskan waktu kanak-kanak di wilayah pedesaan. Jika ingin lenih detil lagi, ya, pedesaan Luar-Jawa.

Kenapa tidak menanyakan pada lelaki Jones serta X perkotaan? Sebab mereka semenjak balita telah dipakaikan ibunya celana dalam. Serta seringkali berkeliaran di tempat tinggalnya cuma gunakan celana dalam. Jadi pertanyaan itu tidak berkaitan buat mereka.

Lain dengan lelaki Jones serta X pedesaan, khususnya di luar Jawa. Waktu kanak-kanak mereka sejumlah besar dihabiskan tanpa ada celana dalam. Kok dapat?

Penuturannya sederhana. Tehnologi celana dalam masih langka tahun 1950-an sampai 1960-an di pedesaan. Karenanya gunakan celana rangkap, dalam dan luar, jauh dari imajinasi anak kecil waktu itu.

Serta lelaki dewasa di waktu itu sebetulnya tidak gunakan celana dalam seperti diketahui saat ini. Mereka gunakan celana kolor katun atau belacu yang dijahit sendiri atau beli ke pasar mingguan. Memiliki bentuk komprang, kemungkinan itu generasi pertama "boxer" yang terkenal di golongan Generasi Y serta Z saat ini.
Kembali pada masalah celana dalam yang lalai dari panggul anak lelaki Jones serta X. Lantas bagaimana jadi? Ya, langsung gunakan celana pendek luaran. Berbahan katun, tetoron, atau kain kepar. 

Apa tidak risih? Ya, tidak. Kan saat itu beberapa anak belum punyai inspirasi "gunakan celana dalam." Gunakan celana, ya, semacam itu, langsung celana luar.

Poltak ialah anak generasi X pedesaan Tanah Batak yang kenyang dengan waktu kanak-kanak tanpa ada celana dalam. Ke sekolah, gereja, pasar, sawah, padang penggembalaan, ke mana saja, semua dijalani tanpa ada celana dalam. Semua anak kecil di desanya semacam itu.

Poltak termasuk mujur. Punyai empat potong celana pendek. Ada temannya yang hanya punyai dua. Jika celananya basah semua, terkadang ia berkeliaran di seputar rumah sekalian ekspos burung.

Minus celana dalam itu ringkas. Jika ingin kencing tinggal angkat salah satunya pipa celana, kiri atau kanan mana senang, lalu "syurrr." Kemudian terlepas saja, barang akan kembali lagi sendirinya ke tempat sebelumnya. Demikian style kencing anak desa tahun 1960-an. 

Oh, ya, saat itu tehnologi retsluiting belum terkenal. Karenanya celana masih gunakan kancing. Buat anak kecil, membuka kancing celana itu tidak ringkas. Ribet. Belum juga jika lupa mengancingkannta kembali lagi. Akan terkena "klausal pornografi."

Kembali pada judul, kapan pertama-tama gunakan celana dalam? Setiap anak Generasi Jones serta X pasti punyai jawaban sendiri-sendiri. Poltak punyai jawaban sendiri. Ingin tahu?

Nah, menurut pengakuannya, Poltak itu untuk kali pertamanya gunakan celana dalam tahun 1973. Kok dapat? Sebab tahun itu ia masuk SMP Seminari di kota Pematang Siantar. 

Mengenai Siantar ini, ia memang kota yang mengenalkan celana dalam pada beberapa anak laki remaja di kampung Poltak. Mereka sekolah SMA kesana, lalu waktu pulang berlibur ekspos celana dalam di pancuran desa. Wow, bagus.

Kembali ke Poltak. Kata ibunya, "Poltak, kau saat ini sekolah calon pastor. Karenanya mulai saat ini kau harus gunakan celana dalam. Malulah jika calon pastor tidak gunakan celana dalam."

Poltak manggut-manggut saja. Walau sebenarnya siapa juga yang peduli, atau ingin tahu, ia gunakan celana dalam atau mungkin tidak. Ia taat saja. 

Semenjak itu, mulai hari pertama di Seminari, ia tetap teratur mengekang perabotnya dibalik celana dalam yang ketat. Tidak bebas lagi berkeliaran ke kiri serta ke kanan. Yah, nasib calon pastor.

Tetapi ngomong-ngomong, ada apakah sich kok ujug-ujug bicarakan celana dalam? Ada tiga fakta untuk bicara tema yang tidak penting ini.

Pertama, fakta seadanya, hari ini Minggu, karena itu seharusnya bicara beberapa hal yang mudah saja.

Ke-2, fakta apa yang ada, sebatas nostalgia waktu kanak-kanak yang jenaka menggelikan.

Ke-3, fakta dibuat-buat, saat ini beberapa orang yang gunakan celana dalam saja belum genah telah berteriak "Makzulkan Presiden Jokowi!"